Seperti biasanya, jam 8.30 pagi aku sudah sampai di tempat
kerja. Pagi ini mendung, bahkan sedikit rintik hujan pun mulai turun. Sampai
jam Sembilan, baru Ms Bx yang datang dan kemudian pergi lagi untuk sarapan.
Mulai siang kemudian, staf kamipun bermunculan satu persatu. Ms KD, Ms SI, Ms
CF, dan Ms SK, serta Ms Bx lagi yang pulang dari sarapannya.
Aku bingung, tidak ada jadwal pekerjaan penting yang harus ku selesaikan hari ini. Tapi ada beberapa pekerjaan sampingan yang kelihatannya sepele, namun belum pernah terlaksanakan, yaitu nyari jepitan di J Room, kemudian dibagikan ke setiap ruangan. Intinya, jangan sampai ada ruangan yang tidak kebagian jepitan. Jepitan? Hmm…aku mulai bingung lagi. Apa sih hubungannya dengan mengajar? Memang orang mengajar perlu jepitan ya? Kayaknya gak penting banget deh….tapi, berhubung itu perintah dari atasan, okelah aku harus segera laksanakan.
Aku bingung, tidak ada jadwal pekerjaan penting yang harus ku selesaikan hari ini. Tapi ada beberapa pekerjaan sampingan yang kelihatannya sepele, namun belum pernah terlaksanakan, yaitu nyari jepitan di J Room, kemudian dibagikan ke setiap ruangan. Intinya, jangan sampai ada ruangan yang tidak kebagian jepitan. Jepitan? Hmm…aku mulai bingung lagi. Apa sih hubungannya dengan mengajar? Memang orang mengajar perlu jepitan ya? Kayaknya gak penting banget deh….tapi, berhubung itu perintah dari atasan, okelah aku harus segera laksanakan.
Aku pun naik ke lantai 2 menuju ke J Room. Lorong menuju
ke sana nampak sepi. Tapi ku lihat ada sandal cokelat tergeletak di luar
ruangan J Room. Hmm…ada orang di dalam rupanya di dalam. Akupun bergegas
masuk ke ruangan yang lampunya belum dinyalakan itu. Di dalam ruangan ternyata
bukan hanya 1 orang saja. Tapi ada Ms CF yang sedang tidur, dan seorang lagi
yang sedang shalat Dhuha, hmm…Ms Bx rupanya, rajin sekali dia beribadah.
Akupun mulai beraksi, tengak-tengok kanan dan kiri
mencari-cari barang yang ku ingini. Satu persatu aku buka box-box yang
bertumpuk di lemari. Namun, aku tak kunjung menemukan barang yang ku cari
kecuali malah membuat berisik ruangan. Karena takut mengganggu ketenangan yang
sedang shalat dan yang sedang tidur, akupun bergegas keluar ruangan, kemudian
naik ke lantai 4 menemui Ms WD dan Bu MN yang sedang mewarnai map. Sementara di
seberang mereka Ms SI sibuk dengan pekerjaannya. Sambil terengah-engah akupun
memberanikan diri bertanya pada Ms WD, “Ms, pernah lihat jepitan gak di J room? Aku disuruh bantu Ms SK nyari jepitan di J Room, kemudian di transfer
ke seluruh ruangan, jangan sampai ada ruangan yang gak kebagian jepitan!”
kataku.
“Hmm…Ms, coba cari deh di laci bawah lemari! Kayaknya disitu
banyak robekan-robekan kertas, dan kalau gak salah sih…dulu aku pernah lihat
ada banyak jepitan dalam satu amplop.” Jawabnya.
“Iya sih, Ms! Aku tadi sudah nyari di box-box yang ada di
atas lemari, tapi belum sampai ke laci bawah. Soalnya ada yang lagi shalat dan
ada yang lagi tidur di situ! Takut berisik, nanti ngganggu mereka lagi! Nanti
aja deh, ku cari lagi agak siangan. “ sahutku yang kemudian ku lanjutkan dengan
menanyakan input form_nya Sha, yang ternyata class schedulenya belum sempat
disalin ke student registration card. Ms SI menyuruhku mencarinya di folder
yang berjajar di atas rak lemari. Tapi setelah ku bolak-balik, aku tak kunjung
menemui barang yang ku cari. Dan, ooh…ternyata barangnya ada di ruangan Mr WS.
Akupun segera turun setelah yakin jadwal yang ku tulis sesuai dengan
schedule di input form tersebut.
Sampai di counter bawah, aku masih mondar-mandir bingung mau
ngapain. Semua pekerjaan pokokku sudah selesai. Di counter sudah ada Ms SI dan
Ms KD yang siap bertugas.
"Ms Lu belum datang ya?" tanyaku.
"Belum..." jawab Ms KD.
"Di sms coba, sudah sampai mana dia? Jangan-jangan dia kejebak banjir lagi!"...kataku
"Oke deh...!" kata Ms KD.
"Sudah sampai Fatmawati, Ms ! Macet katanya..."kata Ms KD.
"Ooh, ya sudah! kirain dia mau absen...."jawabku
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di library sambil baca-baca buku, meskipun itu cuma buku-buku anak-anak yang ceritanya sederhana-sederhana saja.
"Ms Lu belum datang ya?" tanyaku.
"Belum..." jawab Ms KD.
"Di sms coba, sudah sampai mana dia? Jangan-jangan dia kejebak banjir lagi!"...kataku
"Oke deh...!" kata Ms KD.
"Sudah sampai Fatmawati, Ms ! Macet katanya..."kata Ms KD.
"Ooh, ya sudah! kirain dia mau absen...."jawabku
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di library sambil baca-baca buku, meskipun itu cuma buku-buku anak-anak yang ceritanya sederhana-sederhana saja.
Beberapa buku kelar ku baca sudah ketika Ms BX turun
tergopoh-gopoh dan bertanya, “Ms SR, hapal ayat kursi gak?”
“Hmm.. Iya, kenapa?…”tanyaku keheranan. “Tolong, dong jagain
Ms CF! Tapi bacanya jangan keras-keras ya!” katanya.
“Ms CF?...” dengan
wajah heran akupun bergegas ke atas, naik ke Jolly room dimana Ms CF sedang
tidur tengkurep dengan selimut krem. Hmm…biar tidurnya tambah pules dan gak ada
yang ganggu kali ya, makanya harus
dijaga pake ayat kursi” pikirku. Sementara di dalam ruangan sudah ada Ms SK, Ms
WD, dan Bu MN yang sedang membicarakan tentang jepitan. Aku duduk dekat Ms CF yang sedang tidur lelap. Tanpa curiga,
akupun mulai komat-kamit membacakan ayat kursi. Satu kali-dua kali- sampai
berulang-ulang.
Tiba-tiba tubuh Ms CF bergetar, seperti orang kesetrum. Semakin
lama semakin hebat. Ms WD dan Bu MN berteriak, “Buruan panggil Ms BX!” serunya
serempak. Aku makin heran, tapi aku tak berhenti melafalkan ayat kursi, meski
sesekali terhenti karena perhatianku buyar,
terpusat pada kondisi tubuh Ms CF dengan getarannya yang makin hebat. Ms
BX datang menghambur, memegang tangan MS CF agar tidak meronta seraya mengucap
istigfar, yang lain pun ikut mengiringi dengan bacaan-bacaan lainnya sebisa-bisa.
Aku ikut memegang tubuhnya, sementara Ms WD yang sedang hamil memegang kedua kaki
Ms CF. Tapi semakin lama Ms CF semakin kuat memberontak.
“Telepon Ms Lu suruh datang cepat!” teriak Ms BX mengomando yang lain. “Dia sudah dekat koq!” kataku yang tau kalau Ms KD baru saja sms dia di counter tadi.
“Telepon Ms Lu suruh datang cepat!” teriak Ms BX mengomando yang lain. “Dia sudah dekat koq!” kataku yang tau kalau Ms KD baru saja sms dia di counter tadi.
Tak berapa lama kemudian Ms Lu datang. Setelah membuka
sweater, dia pun ikut nimbrung memegangi tangan Ms CF, “Who are you? Go away…Jangan
ganggu-ganggu kami!” teriaknya seraya
membaca mantra sesuai dengan keyakinannya. Ms Lu makin beraksi, gayanya persis
kaya pawang mahluk halus. Akupun tak mengerti dengan apa yang dlakukannya.
Ms CF makin berontak, bahkan kali ini dia hampir bangkit,
tertawa seperti nenek-nenek sampil menengok ke belakang tepat ke arah Ms WD yang
sedang memegangi kedua kakinya, “Hehehe…..Baay….!”
kata-kata keluar dari mulut Ms CF tidak begitu jelas dan tidak berlanjut, tapi
yang ku dengar dia mau bilang “BAYI” tapi terpotong oleh suara Ms BX dan suara Ms
Lu yang lebih keras memecah, “Astaghfirullaahal adziiiiim…..” seru Ms BX
berkali-kali.Ms WD kontan ketakutan begitu matanya beradu pandang dengan mata
Ms CF. Mata yang liar…entah mata siapa, yang jelas itu bukan lagi mata Ms CF.
“Yang sedang hamil keluar!” seru Ms BX. Ms WD pun lari keluar
tanpa pikir dua kali. Bu MN pun ikut lari keluar nyari bawang putih kemudian
dikepreknya.Kemudian dibawanya lagi masuk ke dalam, “bawang putih ni, olesin di
kakinya!” katanya.
“Jangaan, Sakiiit…..!
Gak kuuaaat….” teriak Ms CF. Kali ini aku yang memegangi kedua kakinya sambil
mengoleskan bawang putih keprekan sambil terus komat kamit. Ms CF merintih.
Sementara Ms BX dan Ms Lu tak henti-hentinya membaca lafadz sebisa-bisa.
“Tolong cari hp Ms CF! Telpon si Abang sekarang suruh ke
sini! “ teriak Ms BX. Aku berlari keluar dan mendapati Ms WD yang sudah sedang
menelpon si Abang, pacar Ms CF.
Aku masuk lagi ke J room. Ikut komat-kamit sebisa-bisa,
sambil tetap megangin kaki Ms CF.
Lama-lama tubuh Ms CF melemah. “ Astaghfirullahaladziiiim…”
seru Ms BX dan Ms Lu. “Ms CF, ayo ikutin kami, kamu harus kuat Ms! Ayo, kamu
bisa….kamu harus menang, ….Astaghfirullaahaladziiiim….!” Seru Ms Lu
berkali-kali. Perlahan Ms CF mulai mendengar perintah dan mulai mengikuti
lafadz istighfar tersebut. “as-tagh-firullaah-aal-adziiiim…. As-taghfirullaah-aa-ladziiiim….
As-tagh-firullaah-aaladziiiim….” Katanya lirih terbata-bata.
Alhamdulillaah…pikirku lega. Ms CF mulai tersadar dan
membuka mata.
“ini siapa?” tanya Ms
Lu keras.
“CF…” jawabnya lemah.
“ CF siapa?” Ms Lu bertanya lagi.
“CF yang kerja disini.”jawabnya lemah.
“itu siapa??...” tanya Ms Lu yang sambil menengok ke arah Bu MN.
“itu siapa??...” tanya Ms Lu yang sambil menengok ke arah Bu MN.
“Bu MN…” jawabnya.
“Alhamdulillaah, sudah jangan ganggu lagi! Orang kami di
sini cuma cari makan koq! Kami gak ganggu-ganggu! ....”kata Bu MN seolah ada
yang dia ajak bicara.
“Aku gak nyangka kalau yang di atas bisa sampai turun ke
bawah, jumlahnya banyak lagi” kata Ms Lu terengah-engah.
“iya, kalau bisa jangan ada yang naik ke lantai atas,
terutama ibu hamil dan yang sedang ada halangan di bawah saja, jangan
naik-naik!” kata Ms BX
Entah kenapa aku malah merasa ada yang aneh, punggungku
merinding berkali-kali. Aku sempat berfikir, waaah jangan-jangan tuh nenek mo
pindah ke aku. Naudzubillahimin dzalik daah….aku makin berkomat-kamit. Untuk menghindari
keteganganku, akupun menhambur ke luar ruangan bersama Bu MN dan mendapati Ms
WD dan Ms SK yang sedang sibuk bercerita sambil duduk di anak tangga.
“yang hamil dan yang lagi halangan turun ke bawah kata Ms
BX, jangan naik-naik! Kalau bisa lantai atas kosongin saja” kataku. Ms WD dan
kamipun kontan turun ke bawah.
Di counter kami sibuk membicarakan apa yang telah terjadi.
Masing-masing wajah kami diselimuti ketegangan. Maklum, seumur-umur baru kali
ini kami melihat hal yang demikian dengan mata kepala kami sendiri, selain di
pertunjukan kuda lumping ataupun pencak silat yang memang sengaja memanggil roh
halus.
Belum kelar kehebohan kami tiba-tiba terdengar suara gaduh
dari atas.
“Miiiis….Miiiiissss!!!!.....” teriak Ms Lu.
Aku terhentak, “Ya ALLAH…ada apa lagi?? “ aku segera berlari
ke lantai 2 menuju J Room.
Oh…My God! Benar saja, Ms CF kembali berontak. Entah kenapa
aku seperti tergerak untuk ikut nimbrung memegangi kakinya, sembari menyambar
keprekan bawang putih yang tergeletak di atas meja yang konon barang tersebut
sangat ditakuti roh halus. Sembari mengoleskan bawang putih di kaki Ms CF
mulutku tak henti-hentinya berkomat-kamit melafalkan ayat kursi.
Ms Lu kembali sibuk dengan mantra-mantranya, Ms BX sibuk
dengan dzikir, tasbih, takbir, dan sahadatnya. Masing-masing kami sibuk
memegangi Ms CF jangan sampai bangkit dan mengamuk. Lama juga Ms CF tak
sadarkan diri. Aku sendiri sampai ngehang, karena sambil melihat kondisi Ms CF
yang merintih sedih, aku tak focus dengan bacaanku. Banyak bacaanku yang tidak
kelar, hanya berhenti di tengah-tengah, kemudian balik lagi dari awal.
Ms CF terus merintih, “panaaas….gak kuuaaaatt!...” Kami pun
terus bersemangat dengan lafal kami masing-masing. Hingga akhirnya Ms CF pun
terkulai lemas.
“Aduuuuh…..aku cape! Kata Ms BX, sambil menyambar botol air
minumnya di atas meja. Keduanya tampak terengah-engah berkeringat.
“O ya, Miss! Tolong ambilin air minum di gelas Ms, kasih Ms CF minum dulu!” kata Ms Lu.
“O ya, Miss! Tolong ambilin air minum di gelas Ms, kasih Ms CF minum dulu!” kata Ms Lu.
Ms BX bergegas keluar mengambil segelas air putih dari
dispenser kemudian mengulurkannya ke Ms Lu.
“Doain dulu dong!” kata Ms Lu. Ms Bx kembali komat-kamit,
kemudian dia tiup air di gelas tersebut dan diberikannya ke Ms Lu.
“Minum, ayo minum! Bismillahirrahmaanirrahiiiim….”kata Ms Lu sembari meminumkan air tersebut ke mulut Ms CF. Tapi tanpa disangka Ms CF menolak air tersebut dengan tangannya hingga airnya pun muncrat membasahi sofa yang penuh dengan tumpukan buku-buku.
“Minum, ayo minum! Bismillahirrahmaanirrahiiiim….”kata Ms Lu sembari meminumkan air tersebut ke mulut Ms CF. Tapi tanpa disangka Ms CF menolak air tersebut dengan tangannya hingga airnya pun muncrat membasahi sofa yang penuh dengan tumpukan buku-buku.
“Eh, jangan bandel ya! Minum, ayo minum!” kata Ms Lu memaksa
lebih keras lagi. Tanpa disangka Ms CF jadi geram, kedua tangannya terjulur
hendak mencekik leher Ms Lu.
“Hi…No, No, No!!! astaghfirullaahal adziiim” teriak Ms Bx
sembari memegang kedua tangan Ms CF. Kamipun ikut berteriak, “astagfirullaahaladziiim….”
Dengan sekuat tenaga, Ms CF-pun kami jagal agar bisa meneguk air. Setelah
berhasil kemudian Ms Lu menggunakan sisa airnya untuk memijat-mijat bagian
tubuh Ms CF dari ujung tangan sampai ujung kaki, bahkan sisanya digunakan untuk
menciprati daerah sekeliling seolah-olah sedang mengusir pasukan roh halus yang
lain.
“Pergi sana, jangan ganggu! Pergii…!!!”kata Ms Lu.
Tubuh Ms CF kembali melunglai, nafasnya kembang kempis. Ms
Lu dan Ms Bx tak henti-hentinya membisikkan istighfar dan sahadat di telinga Ms
CF.
“Ayo ikutin, Ms CF!” seru Ms Lu.
“Ms CF, Ms CF harus bantu juga! Ayo dong….Ms CF bisa! Ms CF
kuat! Ayo Ms, ikutin kita! Astaghfirulllaaaaaahaladziiiiiiimm……Astaghfirulllaaaaaaahaladziiiiiiim….astaghfirulllaaaaaaahaladziiiiiiim……..”
“As…tagh…gaak bisaa….!!!!” Ms CF meratap
“BISA,… BISA MS! AYO…KAMU BISA!!! COBA LAGI!!! MS CF BISA….!!!
AYO…JANGAN KALAH!!!”….Ms Lu menyemangati.
Mulut Ms CF sudah mulai merespon. Perlahan-lahan mulutnya
mulai bergerak mengikuti lafad istighfar.
“As..tagh..fir..rullaaah…al.adziiim…As..tagh..fir..rullaaah..al..adziim…As..tagh..fir..rullaaaah…al….adziiim”
kata Ms CF tersendat-sendat. Tubuhnya melunglai.
Tiba-tiba Ms Lu berkata, “cari mukena, suruh dia shalat! Ayo
Ms…cari mukena sekarang!” aku bergegas turun ke lantai bawah mencari mukena,
sementara Ms Lu dan Ms Bx memapah Ms Cf ke kamar mandi, mewudukan Ms Cf.
“Ayo Ms, wudhu dulu!”
“Enggaaaak, gak kuaaat!!” Ms CF meronta.
“Ayo, kuat! Bisa Ms…ayo!!!....”
Sesampai di kamar mandi Ms Bx menuntun Ms CF baca do’a dan
berwudhu.
Dengan hebohnya kami memakaikan mukena ke badan Ms CF hingga
rapi. Tapi begitu di suruh shalat, tubuh Ms CF limbung, “Engggaaaak, nggak
bisaaaa….!!!” Ms Cf merengek kayak anak kecil.
“BISA…HARUS BISA!!!! AYOO MISS…..!!!!!” seru Ms Lu dan Bx
menyemangati.
Akhirnya Ms Bx berdiri di belakang Ms CF sambil memegangi
keseimbangan tubuhnya, seraya membimbing bacaan shalatnya. Ms CF pun mengikuti.
Begitu sampai ke tengah-tengah rakaat, Ms Bx yang kecapean
pun tidak bisa focus dan lupa dengan bacaan shalatnya.
“Hehehe….” Ms CF tertawa, seolah menertawakan kami yang
sudah kecapean dan mulai ngeblank.
“astaghfirullaaaahaladziiim….jangan-jangan masih ada tuh si
jurig!” pikirku sembari kembali sibuk dengan lafal ayat kursiku.
Akhirnya shalat Dhuha 2 rakaat pun kelar. Ms CF nampak mulai
tersadar. Mulutnya mulai komat-kamit dengan bacaan wiridnya. Alhamdulillaaahh….
Tapi kemudian Ms Bx bergumam, “Kasian banget sih….cakranya
terbuka! Harusnya tidak begini, kasian
dia jadi banyak yang keluar masuk, harusnya cakranya tertutup.”
“Iya ya…bisa gak kalo kita coba tutup?” Ms Lu bertanya.
“Ayo kita coba!” Ms Bx bersemangat.
Keduanya pun mulai mengerahkan tenaga dalam. Aku yang
terbengong tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan, hanya bisa terus
melafalkan ayat kursi. Kedua tangan Ms Bx menempel dipunggung Ms CF. Ms CF pun
menggeliat.
“Jangan Ms….sakiiiit! jaangaaan, aduuuh….gak kuaaat! Jangaaan….!!!”
Ms CF berteriak kesakitan.
Ms Bx dan Lu terus beraksi. Sampai akhirnya…..
“Haaddooh…..gak bisa! Nyerah gua…gak bisa gua, harus ada
orang yang bener-bener bisa!” Kata Ms Bx sembari menghempaskan tubuhnya ke
lantai.
“hadddoooooohhh……caaappppeeeeek…..!!!!!!” desahnya sambil
memejamkan mata beberapa saat.
Aku berteriak penuh khawatir, “Ms Bx, Jangan tiduuurrrr!”
“Enggaak…..gua pengin ngerokok!!!” katanya malah membanyol.
Sementara Ms CF terkulai lemas dan tertidur. Ms Lu tak
henti-hentinya melafalkan mantra dan membisikkannya di telinga Ms Cf. Begitu
dia merasa lelah, dia berkata,”Gantian Ms, bisikin di telinganya! Terus isi,
jangan sampai kosong. Bacakan sahadat ya!” katanya.
Akupun nurut saja, ku bisikan kalimat sahadat di telinganya.
Ketika tiba-tiba seorang laki-laki muda muncul di depan pintu. What? Ariel
Peterpan? Ngapain dia ke sini? Aku sempat kaget. Memang sekilas tinggi badan
dan mukanya mirip dengan Ariel Noah. Hehe… Rupanya dialah SI ABANG, pacar Ms CF
yang langsung cabut dari tempat kerjanya begitu mendengar kabar kekasihnya
sedang sakit.
Aku tetap membisikkan kalimat sahadat. Sementara Ms Bx dan
Ms Lu bicara sama ABANG.
Tak lama kemudian Ms CF terbangun dari tidur. Matanya nampak
seperti orang yang benar-benar kecapean.
“Ms Cf, lihat itu siapa, kenal gak?” tanya Ms Lu sambil
menunjuk ke arah si Abang.
“ABANG….” suara Ms CF lirih.
“ini siapa?” tanya Ms Lu lagi sambil menunjuk ke diri
sendiri.
“Ms Lu”
“ini…???”
“Ms Bx”
Aku tersenyum lega. Mudah-mudahan kali ini Ms CF benar-benar
sadar.
“CF, Lihat aku!! Tatap mataku…”kata si Abang.
Tapi Ms Cf tak merespon malah bilang, “pengin pipiiiss…”
“Enggak, lihat dulu si Abang!” kata Ms Lu.
“Nantii, aku pengin pipiiis…nanti keburu pipis disini ni….!!!”
“aaah bohong…!!”Ms Lu tak percaya.
Si Abang ngomong dengan Bahasa Aceh, entah apa maksudnya. Tapi
tetap Ms Cf bilang nanti dulu, dia kebelet pipis. Ms Bx dan Lu mencopot mukena
yang dipakai Ms Cf kemudian memapahnya ke kamar mandi.
Selepas dari kamar mandi, Ms CF turun ke bawah, matanya
nampak masih kuyu, redup seperti belum sepenuhnya ON. Dia duduk di library.
Entah apa yang Abang dan Ms CF omongkan dengan bahasa Acehnya. Yang jelas
ketika aku mendekat Ms Cf bilang, “Ms SR, aku lapaar….aku mau rotiii…!!” Rengeknya
seperti anak kecil.
Bergegas ku ambil risol bulat yang tinggal satu-satunya sisa sarapan pagiku. “Makan ini dulu ya…sebentar aku keluar cari roti.” Kataku bergegas keluar ke Indomaret.
Bergegas ku ambil risol bulat yang tinggal satu-satunya sisa sarapan pagiku. “Makan ini dulu ya…sebentar aku keluar cari roti.” Kataku bergegas keluar ke Indomaret.
Ku ambil roti dan sari kacang ijo, kemudian bergegas antri
di counter. Tapi sayang aku salah ambil roti. Rotinya terlalu wangi menyengat,
malah membuat perut Ms CF mual, hingga dia harus menelan obat maag. Tapi
untungnya sari kacang ijonya habis di sedotnya.
Setelah runding-berunding, akhirnya Ms CF dibawa pulang sama
Abang untuk beristirahat di kosan.
Have a rest, Ms CF! Semoga lekas sembuh....!!!!
No comments:
Post a Comment